Sabtu, 31 Desember 2011

MeTAmorFosis Pada HEwaN

mETAMORfosis :

Merupakan perubaHan bentuk suatu makhluk hidup dari bentuk sederhana menjadi lebih Kompleks, yang disebabkan karena adanya Diverensiasi.
Metamorfosis umumnya ada 2 proses, yaitu: Resorbsi dan Progresis

Misalnya Metamorfosis Pada Kecebong-bong-bong-bong:
  1. Perubahan Kecebong menjadi dewasa  dipengaruhi oleh Hormon T4 (Tiroksin) , dan T3 yang dihasilkan dari kelenjar Tiroid.
  2. Amonia lebih beracun dibanding Urea. Bila Amonia diudara maka akan sangat berbahaya. Oleh sebab itu amonia dalam tubuh manusia diubah menjadi Urea (kalau tak percaya, coba cek air seni anda, bau tak!!!). Sedangkan pada katak, amonia tidak diubah, dan tidak terlalu berbahaya karena langsung dikeluarkan di dalam air.
  3. Kalau kelenjar tiroid diambil dari berudu, maka berudu itu tidak akan berubah menjadi katak. Mengapa???? Karena kelenjar tiroid berfungsi menghasilkan hormon tiroksin / T4 yang berperan dalam Progesis (pertumbuhan) nya untuk berubah menjadi bentuk yang lebih kompleks, yaitu menjadi katak.
  4. Regresi ekor atau Pemendekan ekor pada berudu disebabkan oleh Apoptosis. 
  5. Apa itu Apoptosis??? Apoptosis adalah peristiwa Kematian sel-sel yang ada di dalam ekor karena banyak enzim-enzim pencerna (misal Protease mencerna protein, dll). Lalu sel-sel yang telah mati tersebut dimakan oleh sel-sel MAGROFAT yang termasuk leukosit.
  6.  Pada Reseptor Ekor terjadi resobsi.
  7. Dan pada Reseptor Tungkai  terjadi progresi (pertumbuhan)

Catatan Liqo'

AlhamDulillah Hari ini dapat Tausiah,. Yang Ke---- > :
  1. Mulai lah segala sesuatu dengan Bismillah, walaupun tindakan sekecil apapun harus baca Bismillah dulu. Karena dengan Bismillah, Insyaallah Kita akn dapat Barokah dari yang kita kerjakan tersebut.
  2. Bila Lupa mengucapkan Bismillah di awal melakukan sesuatu, dan baru ingat di pertengahan, maka Ucapkan saja "Bismilahi AwLAHu Wa Akhriohu".
  3. Memutuskan pilihan itu sulit, tapi yang lebih sulit adalah mempertahankan yang telah kita pilih. Oleh sebab itu kita harus berusaha, dan kerja keras.
  4. Waktu tidak dapat diputar kembali, oleh karena itu jangan Menunda-nunda suatu pekerjaan bila kita ingin mengerjakannya.

Kamis, 29 Desember 2011

Apakah Semua Mamalia mengalami Menstruasi????

Seperti telah kita ketahui bersama, bahwa Manusia adalah Mamalia, kita mengalami Menstruasi.
Nah, nah, nah,... ini yang mau aku tanya,....
Apakah Semua Mamalia mengalami Menstruasi????

Jawabanya TIDAK. Hanya makhluk primata saja yang mengalami Menstruasi.
Siklus pada Mamalia itu ada 2, yaitu : 
  1. Siklus dari ovarium : Siklus ini terjadi pada semua Mamalia, sedangkan
  2. Siklus dari endometrium (Menstruasi) : Hanya terjadi pada makhluk Primata, seperti Manusia, Kera, Monyet, dll. Tapi sebagai pengganti siklus dari endometrium, untuk Mamalia Non PRimata adalah siklus ESTRUS.
Nah ini Penjelasannya: 

Siklus reproduksi pada makhluk hidup ada dua macam, siklus estrus dan siklus menstruasi. Siklus estrus terjadi pada mamalia non primata sedangkan siklus menstruasi terjadi pada hewan primata dan pada manusia. Perbedaan antara siklus estreus dan siklus menstruasi adalah:
1.Perubahan perilaku, pada siklus estrus terlihat adanya perubahan perilaku pada setiap tahapannya namun pada siklus menstruasi perubahan perilaku tidak terlalu terlihat.
2.External Bleeding, atau disebut juga dengan pendarahan keluar. Pada siklus menstruasi pendarahan keluar terjadi akibat adanya arteri spiral yang mengalami konstriksi bersamaan dengan luruhnya endometrium bagian (pars) fungsionalis. Pars basalis tidak meluruh dan permukaannya yang berbatasan pars fungsionalis akan diperbaiki pada fase reparasi, sehingga pars fungsionalis beserta arteri spiral akan utuh kembali. Pada fase estrus tidak terjadi pendarahan keluar karena tidak adanya arteri spiral jadi yang terjadi adalah adanya perobakan endometrium dan sel-sel yang sudah tidak dibutuhkan akan dimakan oleh sel-sel darah putih pada tubuhnya sendiri. Peluruhan sel endometrium ini disebabkan karena adanya pengurangan jumlah hormon progesteron yang dihasilkan oleh korpus leteum.
3.Waktu kawin, Pada hewan yang mengalami siklus estrue perkawinan hanya terjadi pada fase estrus saja sedangkan pada primata dan manusia yang mengalami siklus menstruasi perkawinan dapat terjadi kapan saja.

Pendarahan keluar atau dapat pula disebut dengan external bleeding dapat terjadi pada hewan non primata, namun volume darah yang dikeluarkan hanya sedikit tidak sebanyak pada primata dan manusia. Namun darah yang keluar ini seringkali disalahartikan sebagai menstruasi padahal faktor-faktor yang mempengaruhi hal ini berbeda dengan yang terjadi pada mamalia oleh karena itu pendarahan pada hewan mamlia ini disebut pula pseudomenstruasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah titer estrogen yang bersifat anabolik bukan dikarenakan adanya penurunan jumlah progesteron. Sejalan dengan pertumbuhan folikel yang sangat cepat, terjadi pengeluaran sel-sel darah yang menembus dinding pembuluh darah atau disebut juga diapedesis, sedangkan pada siklus menstruasi pendarahan keluar dikarenakan adanya peluruhan dari dinding endometrium. Contoh hewan yang mengalami pseudomenstruasi antara lain : anjing, kucing, kuda, dan sapi.

Kulya Dari Bpk. Fatul (Ahli Gua)

SPELEOLOGI

 Adalah --> Ilmu yang mempelajari Gua dan Lingkungannya.

Dari materi yang sudah dikasih dan dijelasin, aku punya beberapa pertanyaan ???? yang sudah dijawab oleh Bpk. Fatul (Ahli Gua), yang -+ inti jawabannya sebagai berikut : : : : : : : : : : : : : :
  1. Bagaimana terbentuknya gua yang mulut guanya dalam keadaan miring? 
  2. Bagaimana evolusi tumbuhan / hewan yang ada digua? dan perbandingannya dengan hewan yang ada dilingkungan biasa (teristial)?
  3. Bagaimana keadaan tanah di dalam gua?
  4. Bagaimana mengukur kedalaman gua, bila gua tersebut miring dan berkelok-kelok?
  5. Bagaimana tingkat keganasan hewan yang hidup digua? atau lebih tepatnya bagaimana tingkah lagu hewan yang hidup dizona gelap abadi gua?
  6. Bagaimana cara membuat petakan di gua, agar orang tau bahwa kita yang pertama kali masuk ke gua tersebut?
Jawaban nya :
  1. Terbetuknya, secara umum karena adanya aliran sungai yang mendorong batuan kapur secara terus menerus (karena batuan kapur tidak sekeras batuan granit), sehingga batuan kapur tersebut jebol, dan membentuk ruang, dan membuat aliran sungai masuk ke dalam ruang tersebut. Ruang itu yang kita sebut Gua.
  2. Tumbuhan yang ada di gua : umumnya kerdil karena sedikit atau tidak sama sekali  mendapat sinar matahari. sedangankan hewannya : umumnya memiliki kaki yang lebih-lebih-lebih-lebih panjang, untuk hewan yang memiliki antena seperti insect maka antenanya bisa lebih panjang 3-5 kali panjang tubuhnya, dimana panjang antena hanya 2 kali panjang tubuhnya. dan hewan yang ada di dalam gua kurang memiliki pigmen tubuh karena tidak mendapat sinar matahari, oleh sebab itu warnanya agak gelap atau ada juga yang albino. Misalnya nyamuk, memiliki kaki yang lebih-lebih-lebih panjang dari nyamuk umum, dan warna tubuhnya agak kecoklatan.
  3. Tanah di dalam gua, umumnya berlumpur, dan lembab, karena bila terjadi pasang, air yang ada didalam gua naik dan menggenangi permukaan.
  4. Tidak perlu menggunakan tali, meteran. Cukup menggunakan Klinometer, alat ini bekerja seperti laser, dengan menghidupkan lampunya, dan menunjukkan kearah yang dituju maka alat ini langsung mengukur secara otomatis.
  5. Hewan yang hidup digua biasanya lebih lambat gerakannya, hal ini mungkin karena bentuk adaptasinya untuk  menghemat energi yang dikeluarkan, karena hewan-hewan tersebut dapat berpuasa hingga 50 hari.
  6. Di gambar sketsa tempat kita berdiri, dan digambarkan juga apa saja disekeliling kita. Misalnya ada danau didalam gua yang jaraknya +- 100 dari posisi kita, dan ciri-ciri lainnya. Selanjutnya di ajukan ke makalah atau tabloid atau juga media cetak lainnya untuk diterbitkan.

    Sabtu, 10 Desember 2011

    Nepenthes di desa Pejem -> Belinyu

    DIVERSITAS NEPENTHACEAE DI DUSUN PEJEM
    DESA GUNUNG PELAWAN BELINYU

    Diversity of Nepenthaceae insectivorous plants in Pejam Countryside  Gunung Pelawan Village Belinyu

    Mutia Agustina, Pancawati, Agustina Sri Astuti, Lusma, Zainudin Ihsan
    Mahasiswa FPPB, program studi Biologi, Universitas Bangka Belitung


    ABSTRACT
    Nepenthaceae in Bangka island have same kind of spesies. Nepenthes Spesies in Bangka island are  Nepenthes ampularia Jack., Nepenthes rafflesiana Jack., Nepenthes gracilis Jack., Nepenthes  reinwardtiana Miq. The unique plants are also known as insectivorous species. Field observations was conducted on November 2011. The number of population of Nepenthes ampularia Jack., Nepenthes rafflesiana Jack., Nepenthes gracilis Jack., Nepenthes  reinwardtiana Miq. as well as identification of olants associated with have been cariied out. seven transects, 20 x 20 m2.  In each transect were established, of which one transect consists of  3 small plots, is 1 x 1m, 5 x 5m, 10 x 10m.


    PENDAHULUAN
    Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terdiri dari dua pulau utama, yaitu Pulau Bangka dan Pulau  Belitung. Bedasarkan data, Pulau Bangka Belitung memiliki enam  kabupaten dengan empat kabupaten di Pulau Bangka dan dua Kabupaten di Pulau Belitung. Empat  kabupaten di Pulau Bangka yaitu, Kabupaten Bangka Induk, Kabupaten Bangka Barat, Bangka selatan, dan Bangka tengah.
    Kecamatan Belinyu merupakan bagian dari Kabupaten Bangka Induk. Belinyu miliki desa yang sangat terpencil yaitu Desa Gunung Pelawan dan sebuah Dusun. Dusun Pejem adalah kawasan di Desa Gunung Pelawan yang memiliki daya tarik tersendiri dengan adanya sebuah Padang Vegetasi. Padang Vegetasi ini ditumbuhi dengan beberapa jenis tumbuhan yang mampu beradaptasi di dalamnya, salah satunya adalah family Nepenthaceae, golongan tanaman Carnivora ( pemakan daging).
    Nepenthaceae merupakan tumbuhan pemakan daging, yaitu dengan memangsa serangga-serangka atau hewan lain yang terperangkap di dalam kantongnya. Penelitian tentang Nepenthaceae di Padang Vegetasi Dusun Pejem  ini belum pernah dilakukan. Harus adanya penelitian guna mendata jenis-jenis famili ini.




    BAHAN DAN METODE
                                                                        
    Lokasi dan Waktu Penelitian
    Penelitian dilakukan di Padang Vegetasi di Kawasan Dusun Pejem. Kawasan ini termasuk ke dalam Kecamatan Belinyu Kabupaten Bangka. Pengamatan dan identifikasi dilapangan dilakukan selama 2 hari dari tanggal 26-27 November 2011.



    Cara Kerja
    1.      Pengambilan Spesimen
                Metode yang dilakukan dengan membuat plot dengan ukuran 20×20m sebanyak 7 plot, sehingga luas total area pengamatan yaitu 2800 m2 dengan setiap plot dibuat subplot 1×1, 5×5, 10×10, dan 20×20. Pengambilan spesimen dilakukan dengan mendata jumlah Nepenthaceae yang ada pada setiap plot dan persubplot. Pendataan dilakukan dengan mencatat semua jenis tumbuhan yang ada disetiap petakan, seperti gelam, rumput, anggrek, dan sapu-sapu.
    2.      Pengawetan Spesimen
    Pengawetan dilakukan dengan menggunakan alkohol 70%. Setelah dialkoholkan specimen diletakkan disakan kayu dan diikat kemudian dijemur hingga kering.
    3.      Identifikasi
    Proses identifikasi dilakukan dengan mendeskripsikan semua jenis Nepenthaceae yang didapat mulai dari habitat, perawakan, akar, batang, daun, dan kantong.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    HASIL

    Kerajaan:
    Divisi:
    Kelas:
    Ordo:
    Famili:
    Genus:
    Spesies:
    Nepenthes  sp.


    1.      Nepenthes ampularia Jack.


    Deskripsi
          Akar serabut. Batang berwarna coklat, tumbuh sampai 15 m. Daunnya berwarna hijau, panjang 25 cm, dan lebar 6 cm. Kantong dari ujung daun, sulur tidak lebih panjang dari 15 cm, katung bawah berukuran kecil, tidak melebihi 10 cm, tinggi 7 cm, kantung atas lebih kecil dari kantung bawah, warna bervariasi, mulai dari hijau polos sampai merah tua, kantung-kantung tumbuh bergerombolan pada batang tegak, di atas tanah, dan rawa-rawa.

    Habitat : Nepenthes ampullaria  hidup di tempat lembab, hutan teduh sampai ketinggian 2100meter  di atas permukaan laut, hutan kerangas, hutan rawa gambut, dan hutan rawa yang terdegradasi, di hutan yang hangat, padang rumput, belukar, hutan sekunder, tempat terbuka dengan vegetasi berdaun kecil, dan di tanah berpasir kuarsa.

    Nama Lokal : Ketuyut


    Koleksi : Diambil dari padang sapu-sapu, dusun Pejem, desa Gunung Pelawan, kecamatan Belinyu, Kabupaten Bangka Mutia Agustina, Agustina Sri Astuti, Pancawati, Zainudin Ihsan, Lusma 01.27 November 2011.

    2.      Nepenthes rafflesiana Jack.

    Kantung bawah (dekat tanah)
     

    Kantung atas (memanjat)


    Deskripsi
    Akar serabut. Batangnya berkayu, berbentuk bulat, diameter  mencapai 1 ½ cm, tumbuh dan memanjat hingga ketinggian 15 m, tumbuh di tanah lembab di bawah tajuk sedang maupun rapat, tebal 10 mm, ruas sepanjang 20 cm, sulur sampai panjang 110 cm. Daun melebar, ujung dan permukaan kasar, bagian bawah halus warna kemerahan. Kantung bersifat terrestrial, memiliki leher peristome, memanjang sampai 3 cm atau lebih,  terdiri dua macam yaitu kantung bawah dan kantung atas, kantung bawah; kantungnya bundar, gendut,  lebih pendek seperti kendi, daun dekat dengan tanah, memiliki bibir yang lebar, gigi pendek, bentuk kantung bawah bundar di bagian bawah dan silinder di bagian atas kantong, tutup kantung lebih kecil dan menjuntai kearah luar sayap kantung, sayap di bagian atas sulur, berbulu, kantung atas; bibir pada bagian depan agak naik, melebar pada bagian atasnya, berbentuk corong aatau terompet, warna kedua jenis kantung beragam, ungu tua, hijau terang dengan bercak ungu tua pada kantong bawah, krem pada kantong atas, sampai hampir putih polos, corak warna pada kantung beragam mengikuti warna bibir.


    Habitat :  tumbuh di tempat terbuka, berpasir, area lembab. Bisa juga ditemukan di hutan kerangas, hutan sekunder, pingiran hutan rawa gambut, hutan tropis, dan di tebing pantai. Tumbuh  mulai dari beberapa meter di atas permukaan laut, sampai 1200 m bahkan 1500 m.

    Nama Lokal : Ketuyut


    Koleksi : diambil dari dusun Pejem, desa Gunung Pelawan, kecamatan Belinyu, kabupaten Bangka Mutia Agustina, Agustina Sri Astuti, Pancawati, Zainudin Ihsan, Lusma 02.27 November 2011.


    3.      Nepenthes gracilis  Jack.


    Deskripsi
    Akar serabut. Batang berbentuk segitiga, diameter kurang dari ½ cm. Daun tipis seperti kertas, tidak bertangkai, posisi duduk, bentuk lanset, ujung lancip, sulur panjang mencapai 15 cm. Kantong bulat di bagian bawah, silinder di bagian tengah, melebar kearah mulut, penutup oval, warna penutup sama dengan kantung. Pada tempat yang kurang intensitas tumbuh kerdil dan berkantung polos.


    Habitat :  tumbuh di tempat terbuka, berpasir, area lembab, di hutan kerangas, hutan sekunder, pingiran hutan rawa gambut, hutan tropis, dan di tebing pantai. Tumbuh  mulai dari beberapa meter di atas permukaan laut, sampai 1200 m

    Nama Lokal : Ketuyut

    Persebaran : Indonesia (Kalimantan, Sulawesi, Sumatera), Brunei Darussalam, Malaysia (Semenanjung Malaysia, Sabah, Sarawak), Singapura, dan Thailand.

    Koleksi : diambil dari dusun Pejem, desa Gunung Pelawan, kecamatan Belinyu, kabupaten Bangka Mutia Agustina, Agustina Sri Astuti, Pancawati, Zainudin Ihsan, Lusma 03.27 November 2011.


    4.      Nepenthes reinwardtiana Miq.


    Deskripsi
    Akar serabut. Batang berbentuk segitiga, diameter kurang dari ½ cm. Daun tipis seperti kertas, tidak bertangkai, posisi duduk, bentuk lanset, ujung lancip, sulur panjang mencapai 15 cm. Kantong bulat di bagian bawah, silinder di bagian tengah, melebar kearah mulut, penutup oval, warna penutup sama dengan kantung. Pada tempat yang kurang intensitas tumbuh kerdil dan berkantung polos, memiliki spot mata di dalam kantung.


    Habitat : tumbuh di tempat terbuka, berpasir, area lembab, hutan kerangas, hutan sekunder, pingiran hutan rawa gambut, hutan tropis, dan di tebing pantai.

    Nama Lokal : Ketuyut

    Persebaran : Indonesia (Borneo, Sumatra), Semenanjung Malaysia, dan Singapura

    Koleksi : diambil dari dusun Pejem, desa Gunung Pelawan, kecamatan Belinyu, kabupaten Bangka Mutia Agustina, Agustina Sri Astuti, Pancawati, Zainudin Ihsan, Lusma 04.27 November 2011.


    PEMBAHASAN

    Melalui petak-petak pengamatan berhasil dicatat 4 jenis tumbuhan famili  Nepenthes, yaitu Nepenthes ampularia Jack., Nepenthes rafflesiana Jack., Nepenthes gracilis Jack., Nepenthes  reinwardtiana Miq.
                Nepenthes ampularia Jack. ditemukan di luar plot 3, yaitu daerah dataran rendah, dan agak lembab, yang sangat cocok ditumbuhi oleh   jenis ini.
    Dan pada Nepenthes rafflesiana Jack. hanya ditemukan pada plot 3, diluar dan di dalam plot, spesies ini memiliki 2 jenis kantung, yang pertama jenis yang tumbuh dan merambat dibawah (didekat tanah), dengan ciri-ciri marfologi; kantungnya bundar, gendut,  lebih pendek seperti kendi, daun dekat dengan tanah, memiliki bibir yang lebar, gigi pendek, bentuk kantung bawah bundar di bagian bawah dan silinder di bagian atas kantong, tutup kantung lebih kecil dan menjuntai kearah luar sayap kantung, sayap di bagian atas sulur, berbulu. Dan jenis kedua tumbuh dan merambat pada batang yang tegak, dengan ciri marfologi: bibir pada bagian depan agak naik, melebar pada bagian atasnya, berbentuk corong atau terompet. Warna kedua jenis kantung beragam, ungu tua, hijau terang dengan bercak ungu tua pada kantong bawah, krem pada kantong atas, sampai hampir putih polos, corak warna pada kantung beragam mengikuti warna bibir.
               
    Nepenthes gracilis Jack. ditemukan di luar dan di dalam plot 1,2, dan 3. Pada plot 1 dan 2 adalah area yang kering dan area yang lebih tinggi dari plot 3. Jinis ini dapat tumbuh dengan baik di daerah yang kering maupun basa. Dan ciri marfologi jinis ini adalah; Akar serabut. Batang berbentuk segitiga, diameter kurang dari ½ cm. Daun tipis seperti kertas, tidak bertangkai, posisi duduk, bentuk lanset, ujung lancip, sulur panjang mencapai 15 cm. Kantong bulat di bagian bawah, silinder di bagian tengah, melebar kearah mulut, penutup oval, warna penutup sama dengan kantung.
    Nepenthes reinwardtiana Jack. ditemukan diluar dan didalam plot 3, 4,5,6,dan 7.  Jenis ini dapat tumbuh dengan baik di daerah agak lembab tapi dapat pula tumbuh di daerah yang agak kering. Ciri marfologi jenis ini adalah Akar serabut. Batang berbentuk segitiga, diameter kurang dari ½ cm. Daun tipis seperti kertas, tidak bertangkai, posisi duduk, bentuk lanset, ujung lancip, sulur panjang mencapai 15 cm. Kantong bulat di bagian bawah, silinder di bagian tengah, melebar kearah mulut, penutup oval, warna penutup sama dengan kantung. Pada tempat yang kurang intensitas tumbuh kerdil dan berkantung polos, Dan ciri utama jenis ini adalah memiliki spot mata di dalam kantung.


    KESIMPULAN

    Jadi pada hutan dusun Pejam desa Gunung Pelawan  Belinyu, banyak terdapat Nepenthaceae, yang menunjukkan bahwa daerah tersebut miskin unsur hara, sehingga salah satu famili tumbuhan yang dapat bertahan di daerah tersebut adalah Nepenthaceae, yang bertahan hidup dengan cara memakan serangga untuk menghisap nitrogen yang banyak terkandung pada hewan (serangga).


    DAFTAR PUSTAKA
    Anonim A. 2011. Nepenthes.
    http://id.wikipedia.org  [10 Desember 2011]
    Anonim B. 2011.  Nepenthes reinwardtian. http://blackjungleterrariumsupply.3dcarstores.com [10 Desember 2011]
    Heyne  K.  1987. Tumbuhan Berguna Indonesia II. Badan Litbang Kehutanan: Jakarta
    Khulfi, L. 2011. Nepenthes. http://khulfi.wordpress.com
    Pherson S.Mc. 2007. Pitcher Plants Of The Americas. Gramedia: Jakarta
    Wijayani Ir. A. 2002. Budi Daya Ex-Situ Nepenthes, Kantong semar Non Eksotis. http://books.google.co.id [ 27 Desember  2011]